Kamis, 09 Desember 2010

Sahabat sejatiku, bule…

^Skedar pemberitahuan ajh, ini cerpen pertama ak, ...
Pertama kali, wktu ak kls 1 SMP... Hehehe,,
Sbelumnya sih udh sring, cma ilang gituu. krna nulisnya dikertas. skrang kan udh ada komp. jdi ngetik ajh.^


Pertama kali melihat gadis berkebangsaan amerika itu di MOS saat smp.. Waktu itu nissa sedang memainkan anak rambutnya yang ikal, di depannya telah berbaris murid-murid perempuan dan dia paling belakang, tak ada satupun anak yang se-SD dengannya dulu. murid-murid ribut dibarisan sambil asiek berkenalan dengan teman baru terkecuali nissa.
Nissa masih sibuk dengan anak rambutnya dengan caranya sendiri seperi menggelintir hingga ikal. Tiba-tiba matanya terpusat pada objek yang sangat indah tuk dilihat.
“bule…!!!” pikirnya sekilas. Kini bule (sapaan bagi nissa kepada cewek disebelahnya.) sudah berbaris disebelahnya. Matanya tak berkedip memandang dan kini mulutnya pun ikut terbuka lebar… maklum nissa jarang memandang bule seperti disampingnya sekarang.
Wajah cantik yang terlihat sayu, dua matanya yang berwarna biru menatap tak semangat, mungkin karena lelah. Ia mengenakan seragam yang berkotak-kotak hijau…lain dari yang lain, baju anak yang lain hanya seragam merah putih tapi dia berbeda. Nissa perempuan dan tak pernah sedikitpun meragukan pandangannya. namun, ia tak bisa menolak godaan tuk memperhatikan gadis bule itu dengan seksama. Rambutnya yang berwarna kuning keemasan lurus hingga jatuhnya tampak indah. Poninya jatuh menutupi dahi yang sempit. Hidung gadis bule itu tampak sempurna, tak mancung dan tak pesek pula. Pipinya merah merona tanpa diberi sentuhan make up. Bibirnya tak terlalu tipis dibalut warna merah muda hingga tampak lebih menjelma para pria. Roknya berada diatas lutut dan terlihat pahanya yang terlengkung sempurna. Badannya proporsional hingga terlihat kian menggoda.
 “astagfirullah…”
Kaget nissa membuang pandang secara tergesa-gesa. Rupanya gadis bule itu lambat laun merasa diperhatikan olehnya. Nissa meraih anak rambutnya. Berusaha menyibukkan diri. Mudah-mudahan cukup sebagai permintaan maaf secara tersirat atas  pengamatannya yang sangat lancang pada gadis bule disampingnya. Tapi bisikan hati gadis itu tak bisa diam, terus berdialog menyuarakan dan menjawab sendiri satu demi satu pertanyaan yang muncul tanpa dibendung.
Pertanyaan untuk siapa?
Sebetulnya tak untuk siapa-siapa. Lebih tepat ditujukan pada batinnya yang kurang ajar, namun nissa tak bisa menyuruh nuraninya berhenti bicara. Gadis bule itu terlalu menarik untuk diusirnya dari benaknya.
Siapa dia?
Tanpa disadari, mata nissa kembali pada objek yang diamatinya tadi.. kali ini nissa merasa lebih aman untuk lanjutkan pengamatannya. Kelopak lentik mata gadis bule itu pelan-pelan tertutup, terbuka sebentar, tertutup lagi.. begitu untuk beberapa lama sebelum kemudian terbuka lagi tiba-tiba. Membuatnya buru-buru memalingkan muka. Apa gadis bule ini tak merasa diperhatikan sekian banyak murid-murid MOS di lapangan upacara? Apa yang dia pikirkan, berlama-lama menutup kelopak matanya.
“Allahu rabbi…” nissa nyebut lagi sekilas matanya terpaut pada jari jemari tangan gadis itu. Indah dan terawat baik. Mestinya tak dilakukan  sendiri, melainkan produk perawatan salon seperti orang kelas atas yang pernah dikenalnya. Medicure,,,pedicure,,, ya semacam itulah…
Nissa mengangguk-angguk melepas sudah sangsi di hatinya. Dara berpenampilan cantik ini pasti berasal dari keluarga berada.
Pagi itu pikiran nissa ntah pergi kemana-mana, sesaat kemudian…”hai…hai…kamu baik-baik aja?” suara lembut ber-khas tinggi membuyarkan pandangan nissa. Dilihatnya bule melambai-lambaikan tangannnya kemata nissa. Nissa hanya bisa mengangguk-angguk mengiyakan. Ditatapnya tangan putih dan halus bule yang bergerak menunjukkan ingin bersalaman. “namamu siapa?” tanyanya seraya menatapku dengan senyuman yang dihiasi lesung pipinya. “annissa meylita chintya” jawab nissa terbata-bata. “ooohhh…!!! Perkenalkan aku Jasmine Ray Cyrus. Cukup panggil jasmine aja ya.” Kalimatnya yang begitu persis berbicara dengan orang yang sudah dikenal.
Pagi itu sungguh hari yang terindah bagi nissa. Jarang-jarang ada orang yang masih bertahan berbicara dengannya, yang lalu lalap atau orang biasa menyebut gak nyambunglah, gak asieklah dan sebagian ada kata yang menyakitkan hatinya bagi nissa.
Kakak-kakak senior menutup perbincangan ria mereka mulai dengan sedikit aktraksi dan beberapa ajuan permintaan konyolnya. Nissa dan bule tampak sudah saling kenal. Bak bersaudaralah….ketawa bersama, menyanyi bersama, dan kini mereka pun duduk sebangku. Banyak hal yang baru diketahui nissa berkat bule. Bule serta orangtuanya muallaf, mereka tinggal di pekanbaru karena ada tugas dan migrasi penting. Pelajaran kegemaran bule yaitu bahasa lnggris, sudah jelas bule dari amerika nashville di tennesse.
Bule adalah sebutan yang nggak bisa hilang buat teman sebangkunya itu. Mungkin karena udah terlanjur sejak bertemu kaliii…!!! Tapi bule nggak pernah marah dan nggak pernah nuntut untuk dipanggil jasmine, bule sabar loh orangnya.
Lambat laun bule terkenal di sekolah bukan karena identitasnya sebagai orang barat yang beragama islam tapi karena bule dapat tempat tuh di drum band, guru-guru pada milih dia untuk jadi mayoret utama. Kalau nissa Cuma dapat niup pianika di drum band.
Bule punya segudang prestasi dan bakat dari kepintarannya dalam bidang bahasa inggris, ke-khasan suaranya yang merdu, kegigihan dalam olahraga, kehebatannya dalam menjadi mayoret drum band dan masih banyak lagi.
Sering juga anak sekelas pada ngiri ngeliat nissa ama bule yang akrab betul. Tapi mereka tetap beradaptasi di lingkungan sekolah.
Tahun ke-2 SMP nissa dapat peran di osis sbagai wakil osis, walaupun dia cewek tapi para guru udah tau banget kemampuan nissa.. dan bule gak mau kalah, bule jadi sekretaris osis.
“alhamdulillah” bisik nissa pelan Ia dapat teman yang sempurna dan perhatian padanya.
Di tahun ke-3 di SMP nissa jadi juara umum 1, dan bule dibawahnya. Bule senang persaingan sehat mereka membuahkan hasil.
Hingga akhir tahun mereka mendapat piagam dan medali dari sekolah karena berkat usaha dan kerja keras mereka selama ini.. nissa dan bule lulus dengan nilai terbaik di SMP.
Suatu hari di saat liburan bagi anak kelas 3 SMP, bule datang ke rumah nissa dan mengajaknya pergi ke café untuk melepas rasa rindu bule pada nissa.
Setelah memesan minuman bule menghela nafas panjang dan memulai pembicaraan. “nis, kayaknya impian kita untuk satu sekolah lagi gak bakalan terwujud.” Terang bule polos sambil memutar-mutar pipet di dalam gelas. “maksud kamu apa le…udahan deh bercandanya” sahut nissa sambil terrsenyum dan ketawa kecil. “aku serius niss, I wanna go home and live in there.” Sesaat nissa menundukkan wajah dan sepertinya hal itu menandakan dia tau apa yang dimaksud bule. Entah ada angin apa nissa melangkahkan kakinya keluar dari café dan menitikkan satu tetes air mata.
Kejadian sore hari itu membuat nissa mengurung diri dan tak pernah menghubungi bule. 2 minggu kemudian, nissa duduk di kursi depan rumahnya dan melihat amplop kertas yang berwarna putih polos yang  masih tampak bersih dan tiada prangko yang tertera di kulitnya.

Dear nissa…
Surat ini aku kirim untukmu demi secercah harapan dan keinginan hatiku. Aku tau kamu gak bakalan balas telpon, sms, email dari aku. Maka dari itu aku kirim surat ini.. jika kamu masih sayang ama aku, temui aku di bandara sultan syarif kasim II, jam 12 siang ini..

Sahabatmu,


Jasmine Ray Cyrus

Tanpa piker panjang nissa pun bergegas. Setibanya, di lihatnya jasmine di dekat kumpulan banyak orang dan jasmine tau bahwa itu nissa. “mom… my friend in there… can I talk with her…? Just 5 minutes…please…!” ucap bule sambil menunjuk tangannya ke arah nissa. “ok honey…remember just 5 minutes.” ucap mama bule singkat.
Di dekapnya nissa dan mereka tanpa sadar langsung berpelukan…”niss, aku bakal balik ke nashville, tennese. Dan aku harap persahabatan kita gak putus sampai disini…nih email frienster, facebook dan twitter aku. Kalau ada waktu kita online…ok…” ucap bule sambil menghapus airmata nissa yang jatuh di pipi.nya. “c’mon honey… we can’t wait now…” ucap mama bule memanggil. Bule melambaikan tangannya ke nissa “jasmine… aku akan slalu mengingat persahabatan kita.” Katanya sangat lantang dan tampaknya bule dari kejauhan tersenyum. Nissa tak menghiraukan lagi orang yang melihatnya nyaris saja bule pergi..
Nissa mengerutkan dadanya sambil menangis haru di jendela bandara, melihat pesawat bule yang lepas landas. Bagi nissa bule adalah kado terindah yang diberikan allah swt kepadanya walau hanya sebentar.
Kini di umur 14 tahun nissa mencoba tuk bisa mendapat kan teman seperti bule lagi.. bule memberikan sebuah buku yang berudul “ 10 trik mencari sahabat sejati..”
Nissa hanya tersenyum sambil tertawa kecil, semoga di lain waktu jika umurnya panjang ia ingin bertemu bule kembali “insyaallah” ucapnya ringkas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar