Kamis, 09 Desember 2010

Tokutaise

^cerpen, tntg Negeri Sakura gituu. ak bwtnya kira2 3 bln yg lalu, sorry yah cerpennya gk beraturan Alias berantakan. gk dri awal gituu. tpi maklumi yah ? krna ak msih pemula... hehehe^

Aku menapaki sebagian jalan yang sunyi ini, kadang hatiku merasa Aneh, Jam 6 pagi seperti ini, semua orang telah sibuk beraktifitas, tak sedikit daun-daun berjatuhan, lemah gemulai. Seperti tarian yang berayun ayun dan jatuh seketika. Dan seorang obasan tua menyapaku..”Ohayo Gozaimasu ” Ucapnya sambil tersenyum tipis membungkukkan sebagian badannya, sebagaimana cara itu Tanda menghormati sesama.. “ Obasan, Ohayo Gozaimasu “ Jawabku sambil membungkukkan badan dan tersenyum mengerutkan sebagian mata. Obasan itupun berlalu.

Tak kusangka, sungguh menariknya Kota ini. Tidak hanya keindahan alamnya saja. Penduduknya yang ramah juga. Membuatku makin menyadari, bahwa kepindahanku ini tak mengecewakan.

4 Bulan yang lalu aku pindah ke Kota ini, karna pekerjaan Orang tuaku yang menyulitkan. Aku terpaksa pindah ke Tokyo, Jepang. Aku kehilangan beberapa sahabat di Indonesia. Tapi, Mamaku berkata bahwa aku akan mempunyai Sahabat baru disana. Yang terpenting bagiku sekarang adalah Nakama. Pertama kali turun dari Pesawat Air Asia aku langsung tercengang, kota ini tak seburuk dipikiranku. Bandara Narita tempat pertama kali aku melihat Kehidupan Jepang secara langsung. Mengesankan, aku dan keluargaku satu-satunya yang berkulit kecoklatan pada waktu itu, Rasanya malu sekali, karna tak sedikit orang memperhatikanku. Tapi orang tuaku menghiraukannya saja. Hanya aku saja yg cemas. Seperti cacing kepanasan.

Petualanganku pun dimulai, Waktu itu aku tak mahir berbahasa Jepang, Mama menyewa seorang Sensei kepadaku, Namanya Matsu Uchiyo. Ya, dia orang Jepang yang bisa berbahasa Indonesia. Bagiku dialah Nakama pertamaku.

Kurang lebih 2 bulan, Bahasa Jepangku mulai baik, atau bisa dibilang Hebat, wktu 2 bulan itu tak mudah, sehingga Sensei Matsu memujiku. tapi dalam tulisan kanji, aku masih kurang bisa. Itu tak masalah karna masih tahap awal. Lama kelamaan aku pun mulai berinteraksi dengan alam sekitar, kadang aku mengalami sakit tak jelas, apa karna suhu di Indonesia dan Jepang sangat berbeda ? Ya, Ishi berkata seperti itu.

Ada saat musim dingin tahun lalu, aku tak gakko I nairu. Karna masih belum bisa menyesuaikan keadaan. Temanku kini telah banyak, walaupun aku masih mencari Nakama. tapi satu orang yang paling kusukai Anko Hanatsu. Selain kepribadian kami yang sama, aku sama dengannya, memilih makanan. Alasanku memilih makanan karena. Ya, Semua tau bahwa Jepang bukan Negara Islam, sedikit sekali yang berpakaian Muslimah disini, hanya satu dua orang saja. Itu saja, sudah susah menemukannya. Kadang aku dan Mama harus cermat memilih makanan karena banyak sekali makanan Jepang yang diharamkan bagi agama Islam, harus mencari Tulisan Arabnya Halal. Kalau tak ada harus melihat Informasi gizinya. Begitulah kehidupanku.

Suatu hari aku bertanya kepada Mama, “Apa kita akan tinggal di Tokyo selamanya?” Mungkin Mama mengira bahwa pertanyaanku ini karena aku merindukan Indonesia atau karena sebelum tiba di Jepang, aku merisaukan tentang Nakama. Tapi itu tidak, aku hanya memastikannya saja. Mama hanya menggeleng tak menjawab. Pasti karena Papa. Aku maklumi semua itu. Sekolah, Main, Makan, Berteman. Semua kusesuaikan pada Kehidupan Jepang.

Ya, Jepang yang tidak bisa dilukiskan dengan Kata-kata. Dimusim panas, melelahkan. Dimusim dingin, Kedinginan. Dan yang menyenangkan di Musim Gugur. Indaaah sekali, tak bisa dilukiskan dengan Kata-kata. Daun berguguran, Tak sedikit daun dari Pohon Sakura yang indah itu berjatuhan. Melihat wanita-wanita memakain Kimono. Membuatku ingin mencobanya, Dan aku telah berubah menjadi Wanita Jepang. Tak, aku takkan melupakan Negara Indonesia.

Tapi untuk saat ini, biarkan aku duduk di Kursi pinggir jalan ini. Sambil menghirup udara yang bebas polusi, melihat Daun Sakura yang bewarna merah muda itu Berguguran. Indaah. Aku suka musim Gugur.

“Aya-Chan.” Panggil Anko sambil memegang pundakku dari belakang. Khayalanku pun terusik saat dia muncul. Hari ini aku akan berpetualang bersama Anko. Anko ingin mengajakku berkeliling dengan menaiki Bus Kota, pasti seru pikirku. Setelah sedikit berbincang-bincang aku dan Anko pun menunggu Bus di Halte. Anko langsung menarik tanganku ketika Ada bus yang berhenti. “Kita harus cepat atau Bus akan penuh.” Ucapnya dalam bahasa Jepang. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Menyenangkan juga berjalan-jalan dengan Bus. Waktu di Indonesia dulu mana ada seperti ini. Hanashu Anko “ Tomaru ” Teriaknya kencang dan Busnya pun berhenti. Dia menarik tanganku lagi dan “Waaah..” Saking takjubnya mulutku pun terbuka besar. Anko pun tertawa dan membuatku jadi malu. Aku dan Anko berada di Taman yang luas, baru sekali ini Aku melihat orang Jepang tak sesibuk biasanya. “Kalau hari minggu memang seperti ini.” Kata Anko padaku aku hanya mengangguk saja. Lalu Aku dan Anko menemani anak-anak kecil main Pasir, “mereka lucu deh. Putih imut lagi, Ya iyalah kan orang Jepang.” Pikirku dalam hati. “Aya-Chan, kori ?” Ajaknya. Dan aku mengiyakannya. Seperti biasa sebelum membeli aku bertanya sedikit-sedikit tentang Kandungannya, kan demi kesehatan juga… Enak banget panas-panas begini makan Kori.

Tentram hati, bermain ceria dengan Nakama. Aku akan selalu mengingat hari ini, hari dimana aku bersama Sahabat baruku Anko Hanatsu. Gadis 14 Tahun yang cantik, baik dan ramah. Semua tau kalau Tokuitase yang Indah.

Keterangan :
Tokuitase : Persahabatan
Obasan : Nenek
Ohayo Gozaimasu : Selamat Pagi
Nakama : Sahabat
Narita : Bandara di Tokyo Jepang
Sensei : Guru
Ishi : Dokter
Gakko I Nairu : Tak sekolah
Chan : Sebutan bagi anak Perempuan di Jepang (Diucapkan setelah nama)
Hanashu : Berkata
Tomaru : Berhenti
Kori : Es Krim

Sahabat sejatiku, bule…

^Skedar pemberitahuan ajh, ini cerpen pertama ak, ...
Pertama kali, wktu ak kls 1 SMP... Hehehe,,
Sbelumnya sih udh sring, cma ilang gituu. krna nulisnya dikertas. skrang kan udh ada komp. jdi ngetik ajh.^


Pertama kali melihat gadis berkebangsaan amerika itu di MOS saat smp.. Waktu itu nissa sedang memainkan anak rambutnya yang ikal, di depannya telah berbaris murid-murid perempuan dan dia paling belakang, tak ada satupun anak yang se-SD dengannya dulu. murid-murid ribut dibarisan sambil asiek berkenalan dengan teman baru terkecuali nissa.
Nissa masih sibuk dengan anak rambutnya dengan caranya sendiri seperi menggelintir hingga ikal. Tiba-tiba matanya terpusat pada objek yang sangat indah tuk dilihat.
“bule…!!!” pikirnya sekilas. Kini bule (sapaan bagi nissa kepada cewek disebelahnya.) sudah berbaris disebelahnya. Matanya tak berkedip memandang dan kini mulutnya pun ikut terbuka lebar… maklum nissa jarang memandang bule seperti disampingnya sekarang.
Wajah cantik yang terlihat sayu, dua matanya yang berwarna biru menatap tak semangat, mungkin karena lelah. Ia mengenakan seragam yang berkotak-kotak hijau…lain dari yang lain, baju anak yang lain hanya seragam merah putih tapi dia berbeda. Nissa perempuan dan tak pernah sedikitpun meragukan pandangannya. namun, ia tak bisa menolak godaan tuk memperhatikan gadis bule itu dengan seksama. Rambutnya yang berwarna kuning keemasan lurus hingga jatuhnya tampak indah. Poninya jatuh menutupi dahi yang sempit. Hidung gadis bule itu tampak sempurna, tak mancung dan tak pesek pula. Pipinya merah merona tanpa diberi sentuhan make up. Bibirnya tak terlalu tipis dibalut warna merah muda hingga tampak lebih menjelma para pria. Roknya berada diatas lutut dan terlihat pahanya yang terlengkung sempurna. Badannya proporsional hingga terlihat kian menggoda.
 “astagfirullah…”
Kaget nissa membuang pandang secara tergesa-gesa. Rupanya gadis bule itu lambat laun merasa diperhatikan olehnya. Nissa meraih anak rambutnya. Berusaha menyibukkan diri. Mudah-mudahan cukup sebagai permintaan maaf secara tersirat atas  pengamatannya yang sangat lancang pada gadis bule disampingnya. Tapi bisikan hati gadis itu tak bisa diam, terus berdialog menyuarakan dan menjawab sendiri satu demi satu pertanyaan yang muncul tanpa dibendung.
Pertanyaan untuk siapa?
Sebetulnya tak untuk siapa-siapa. Lebih tepat ditujukan pada batinnya yang kurang ajar, namun nissa tak bisa menyuruh nuraninya berhenti bicara. Gadis bule itu terlalu menarik untuk diusirnya dari benaknya.
Siapa dia?
Tanpa disadari, mata nissa kembali pada objek yang diamatinya tadi.. kali ini nissa merasa lebih aman untuk lanjutkan pengamatannya. Kelopak lentik mata gadis bule itu pelan-pelan tertutup, terbuka sebentar, tertutup lagi.. begitu untuk beberapa lama sebelum kemudian terbuka lagi tiba-tiba. Membuatnya buru-buru memalingkan muka. Apa gadis bule ini tak merasa diperhatikan sekian banyak murid-murid MOS di lapangan upacara? Apa yang dia pikirkan, berlama-lama menutup kelopak matanya.
“Allahu rabbi…” nissa nyebut lagi sekilas matanya terpaut pada jari jemari tangan gadis itu. Indah dan terawat baik. Mestinya tak dilakukan  sendiri, melainkan produk perawatan salon seperti orang kelas atas yang pernah dikenalnya. Medicure,,,pedicure,,, ya semacam itulah…
Nissa mengangguk-angguk melepas sudah sangsi di hatinya. Dara berpenampilan cantik ini pasti berasal dari keluarga berada.
Pagi itu pikiran nissa ntah pergi kemana-mana, sesaat kemudian…”hai…hai…kamu baik-baik aja?” suara lembut ber-khas tinggi membuyarkan pandangan nissa. Dilihatnya bule melambai-lambaikan tangannnya kemata nissa. Nissa hanya bisa mengangguk-angguk mengiyakan. Ditatapnya tangan putih dan halus bule yang bergerak menunjukkan ingin bersalaman. “namamu siapa?” tanyanya seraya menatapku dengan senyuman yang dihiasi lesung pipinya. “annissa meylita chintya” jawab nissa terbata-bata. “ooohhh…!!! Perkenalkan aku Jasmine Ray Cyrus. Cukup panggil jasmine aja ya.” Kalimatnya yang begitu persis berbicara dengan orang yang sudah dikenal.
Pagi itu sungguh hari yang terindah bagi nissa. Jarang-jarang ada orang yang masih bertahan berbicara dengannya, yang lalu lalap atau orang biasa menyebut gak nyambunglah, gak asieklah dan sebagian ada kata yang menyakitkan hatinya bagi nissa.
Kakak-kakak senior menutup perbincangan ria mereka mulai dengan sedikit aktraksi dan beberapa ajuan permintaan konyolnya. Nissa dan bule tampak sudah saling kenal. Bak bersaudaralah….ketawa bersama, menyanyi bersama, dan kini mereka pun duduk sebangku. Banyak hal yang baru diketahui nissa berkat bule. Bule serta orangtuanya muallaf, mereka tinggal di pekanbaru karena ada tugas dan migrasi penting. Pelajaran kegemaran bule yaitu bahasa lnggris, sudah jelas bule dari amerika nashville di tennesse.
Bule adalah sebutan yang nggak bisa hilang buat teman sebangkunya itu. Mungkin karena udah terlanjur sejak bertemu kaliii…!!! Tapi bule nggak pernah marah dan nggak pernah nuntut untuk dipanggil jasmine, bule sabar loh orangnya.
Lambat laun bule terkenal di sekolah bukan karena identitasnya sebagai orang barat yang beragama islam tapi karena bule dapat tempat tuh di drum band, guru-guru pada milih dia untuk jadi mayoret utama. Kalau nissa Cuma dapat niup pianika di drum band.
Bule punya segudang prestasi dan bakat dari kepintarannya dalam bidang bahasa inggris, ke-khasan suaranya yang merdu, kegigihan dalam olahraga, kehebatannya dalam menjadi mayoret drum band dan masih banyak lagi.
Sering juga anak sekelas pada ngiri ngeliat nissa ama bule yang akrab betul. Tapi mereka tetap beradaptasi di lingkungan sekolah.
Tahun ke-2 SMP nissa dapat peran di osis sbagai wakil osis, walaupun dia cewek tapi para guru udah tau banget kemampuan nissa.. dan bule gak mau kalah, bule jadi sekretaris osis.
“alhamdulillah” bisik nissa pelan Ia dapat teman yang sempurna dan perhatian padanya.
Di tahun ke-3 di SMP nissa jadi juara umum 1, dan bule dibawahnya. Bule senang persaingan sehat mereka membuahkan hasil.
Hingga akhir tahun mereka mendapat piagam dan medali dari sekolah karena berkat usaha dan kerja keras mereka selama ini.. nissa dan bule lulus dengan nilai terbaik di SMP.
Suatu hari di saat liburan bagi anak kelas 3 SMP, bule datang ke rumah nissa dan mengajaknya pergi ke café untuk melepas rasa rindu bule pada nissa.
Setelah memesan minuman bule menghela nafas panjang dan memulai pembicaraan. “nis, kayaknya impian kita untuk satu sekolah lagi gak bakalan terwujud.” Terang bule polos sambil memutar-mutar pipet di dalam gelas. “maksud kamu apa le…udahan deh bercandanya” sahut nissa sambil terrsenyum dan ketawa kecil. “aku serius niss, I wanna go home and live in there.” Sesaat nissa menundukkan wajah dan sepertinya hal itu menandakan dia tau apa yang dimaksud bule. Entah ada angin apa nissa melangkahkan kakinya keluar dari café dan menitikkan satu tetes air mata.
Kejadian sore hari itu membuat nissa mengurung diri dan tak pernah menghubungi bule. 2 minggu kemudian, nissa duduk di kursi depan rumahnya dan melihat amplop kertas yang berwarna putih polos yang  masih tampak bersih dan tiada prangko yang tertera di kulitnya.

Dear nissa…
Surat ini aku kirim untukmu demi secercah harapan dan keinginan hatiku. Aku tau kamu gak bakalan balas telpon, sms, email dari aku. Maka dari itu aku kirim surat ini.. jika kamu masih sayang ama aku, temui aku di bandara sultan syarif kasim II, jam 12 siang ini..

Sahabatmu,


Jasmine Ray Cyrus

Tanpa piker panjang nissa pun bergegas. Setibanya, di lihatnya jasmine di dekat kumpulan banyak orang dan jasmine tau bahwa itu nissa. “mom… my friend in there… can I talk with her…? Just 5 minutes…please…!” ucap bule sambil menunjuk tangannya ke arah nissa. “ok honey…remember just 5 minutes.” ucap mama bule singkat.
Di dekapnya nissa dan mereka tanpa sadar langsung berpelukan…”niss, aku bakal balik ke nashville, tennese. Dan aku harap persahabatan kita gak putus sampai disini…nih email frienster, facebook dan twitter aku. Kalau ada waktu kita online…ok…” ucap bule sambil menghapus airmata nissa yang jatuh di pipi.nya. “c’mon honey… we can’t wait now…” ucap mama bule memanggil. Bule melambaikan tangannya ke nissa “jasmine… aku akan slalu mengingat persahabatan kita.” Katanya sangat lantang dan tampaknya bule dari kejauhan tersenyum. Nissa tak menghiraukan lagi orang yang melihatnya nyaris saja bule pergi..
Nissa mengerutkan dadanya sambil menangis haru di jendela bandara, melihat pesawat bule yang lepas landas. Bagi nissa bule adalah kado terindah yang diberikan allah swt kepadanya walau hanya sebentar.
Kini di umur 14 tahun nissa mencoba tuk bisa mendapat kan teman seperti bule lagi.. bule memberikan sebuah buku yang berudul “ 10 trik mencari sahabat sejati..”
Nissa hanya tersenyum sambil tertawa kecil, semoga di lain waktu jika umurnya panjang ia ingin bertemu bule kembali “insyaallah” ucapnya ringkas.

(: Awal pertama :)

Heh, judul ajhe dah gilee, apalgi isinye. ^Kagak nyambung, judul ama isi^
Hey prtama2 ak mw ngenalin diri dlu nieh... ^biar mkin akrab ajh gituu^
Nama ak Rezky Amalya,tpi ak lebih seneng klw dipnggil Kiky.
Hehehehe --"
Ak msih kls 3 SMP ^Jiah, pake kata2 msih^
Alasan ak bwt Blog yah :: secara gitu, tmen2 ak pda bwt blog, msa ak gk sih ?
^Kaga gaul dong gua^
Pertama'nya sih risih. blum trlalu ngerti tntg Blog ituu,
Tpi ak mncoba utk BERADAPTASI.
^Jiaah, gua bsa bhasa baku nih^
Ak itu ska bngt Nulis, yah nulis smbarangan...
Kdang Cerpen, kdang Cerita tntg JUSTIN BIEBER, yah kyk dreaming2 gituu.
^ngerti kaga? gua ngomong apa? gua jga kaga ngerti^
Waduuh, Lupaaa >.<
Ak blum blng kan sypa Idola ak.
  • 1. MILEY CYRUS
  • 2. JUSTIN BIEBER
Ak gk bnyk2 deh, ngeidolain org. ckup 2 ajh, cwe ama cwok...
kliand taw gk perubahan besar apa yg telah mreka cipt. utk ak !!!
Tpi gk saat ini, ini kan msih prkenalan... Hehehehe ;-)
Oh iya, nnti selanjut2nya, 
ak bkal Nge'post Cerpen lma ak...
Sekian dlu yah ?
smpai dsini dluu... !!!
Bye-bye ^^